Bertepatan hari senin, 23 Oktober 2023 BEM STAIZ mengadakan kuliah tamu dengan Narasumber Ning Ema Umiyyatul Chusna, S.T., M. M. Pd. kuliah tamu ini bertemakan “GEN-Z HARUS MELEK POLITIK” yang bertepatan dengan peringatan hari santri. Tema ini diambil karena maraknya perdebatan tentang politik saat ini, dengan adanya pengetahuan tentang politik kita dapat menjumpai hal-hal yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.

Generasi Z (sering disingkat menjadi Gen Z), yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomerZoomer adalah kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa. Para peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahiran dan awal tahun 2010-an sebagai tahun akhir kelahiran Gen Z. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan di setiap wilayah atau negara atas pengklasifikasian rentang usia masing-masing generasi, salah satu yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah perkembangan teknologi di setiap negara atau wilayah yang tidak sama, yang akan berpengaruh terhadap pola hidup, mindset, pengalaman, psikologi, dan lain sebagainya pada setiap generasi. Adapun klasifikasi rentang tahun kelahiran Gen Z atau Generasi Z yang digunakan di Indonesia berawal dari tahun 1997 hingga 2012 berdasarkan data resmi yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Sensus Penduduk tahun 2020.

Melihat generasi Z yang lebih tua menunjukkan bahwa mereka berada pada jalur pendidikan yang agak berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Kecil kemungkinannya mereka akan putus sekolah dan lebih besar kemungkinannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Di antara anak-anak berusia 18 hingga 21 tahun yang tidak lagi bersekolah di sekolah menengah atas pada tahun 2018, 57% terdaftar di perguruan tinggi berdurasi dua atau empat tahun. Bandingkan dengan 52% generasi milenial pada tahun 2003 dan 43% generasi generasi X pada tahun 1987.

Perubahan pola pendidikan ini terkait dengan perubahan imigrasi khususnya di kalangan Hispanik. Generasi Z Hispanik memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menjadi imigran dibandingkan generasi Millenial Hispanik, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa generasi muda Hispanik generasi kedua memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk putus sekolah dan lebih besar kemungkinannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dibandingkan generasi muda Hispanik yang lahir di luar negeri.

Generasi Z juga lebih cenderung memiliki orang tua yang berpendidikan perguruan tinggi dibandingkan generasi muda sebelumnya. Pada tahun 2019, 44% Generasi Z berusia 7 hingga 17 tahun tinggal bersama orang tua yang memiliki gelar sarjana atau pendidikan lebih tinggi, dibandingkan dengan 33% generasi Milenial pada usia yang sama. 

Di kalangan Partai Republik dan mereka yang condong ke Partai Republik, terdapat perbedaan mencolok antara Generasi Z dan generasi tua dalam masalah sosial dan politik. Dalam pandangan mereka mengenai ras, generasi Z dari Partai Republik lebih cenderung mengatakan bahwa orang kulit hitam diperlakukan kurang adil dibandingkan orang kulit putih di AS saat ini. Sepenuhnya 43% dari generasi Z dari Partai Republik mengatakan hal ini, dibandingkan dengan 30% dari generasi milenial dari Partai Republik dan sekitar dua dari sepuluh generasi X, generasi boomer dan generasi pendiam dari Partai Republik. Pandangan jauh lebih konsisten antargenerasi di kalangan pendukung Partai Demokrat dan pendukung Partai Demokrat.

Demikian pula, anggota termuda Partai Republik memiliki pandangan yang menonjol mengenai peran pemerintah dan penyebab perubahan iklim. Generasi Z dari Partai Republik lebih cenderung menginginkan peningkatan peran pemerintah dalam memecahkan masalah dibandingkan generasi lama Partai Republik. Sekitar setengah (52%) generasi Z dari Partai Republik mengatakan pemerintah harus berbuat lebih banyak, dibandingkan dengan 38% generasi Milenial, 29% generasi X, dan bahkan lebih sedikit lagi generasi tua yang melakukan hal tersebut. Dan dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih tua, para anggota Partai Republik yang termuda cenderung tidak mengaitkan pemanasan bumi dengan pola alami, dibandingkan dengan aktivitas manusia (18% dari anggota Partai Republik Gen Z mengatakan hal ini, dibandingkan dengan tiga dari sepuluh atau lebih generasi tua dari anggota Partai Republik). ).

Secara keseluruhan, generasi Z terlihat mirip dengan generasi milenial dalam hal preferensi politik, terutama terkait pemilu tahun 2020 mendatang. Di antara pemilih terdaftar, survei Pew Research Center pada bulan Januari menemukan bahwa 61% pemilih Gen Z (berusia 18 hingga 23 tahun) mengatakan bahwa mereka pasti atau mungkin akan memilih calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilu 2020, sementara sekitar seperempat (22) %) mengatakan mereka berencana untuk memilih Trump. Para pemilih milenial juga lebih cenderung mengatakan mereka berencana mendukung Partai Demokrat pada bulan November dibandingkan Trump (58% vs. 25%). Mayoritas pemilih Gen X (37%), Boomers (44%) dan Silents (53%) mengatakan mereka berencana untuk mendukung Presiden Trump.